LKMM Pra Dasar & Dasar UPY 2019 “Membentuk Pemimpin APIK dan Unggul berwawasan Hastha Bratha”

Untuk memberikan bekal sikap, pengetahuan dan keterampilan manajerial organisasi bagi mahasiswa Universitas PGRI Yogyakarta khususnya Angkatan 2019. Bidang Kemahasiswaan UPY menyelenggarakan Latihan Keterampilan Manajerial Mahasiswa Pradasar dan Tingkat Dasar (LKMM-PD dan LKMM-TD ) selama dua hari.

Program LKMM adalah serangkaian kegiatan terencana yang dipimpin oleh sejumah trainer yang ditujukan untuk membantu para mahasiswa agar memiliki pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dibutuhkan seseorang untuk menjalankan tugas tertentu. LKMM-Pra Dasar dan LKMM Dasr yang sangat penting untuk memperoleh ilmu tentang manajemen organisasi tingkat dasar, dimulai dari manajemen kelompok, manajemen kegiatan, manajemen waktu, hingga public speaking. Diharapkan dengan adanya dengan dapat menjadi bekal untuk membangun sikap kepemimpinan mahasiswa dalam berorganisasi.

Kegiatan tersebut diikuti oleh seluruh mahasiswa UPY angkatan 2019 lebih dari 1000 mashsaisw. Sebanyak 3 Batch, yaitu: Batch I, 19 – 20 Oct 2019  diikuti prodi: PPKn, Pendidikan Sejarah, Bimbingan Konseling, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Pendidikan Luar Biasa, Pendidikan Bahasa Indonesi, Pendidkan Vokasi Teknik Otomotif, Informatika. Batch II, dilaksnakan 26 – 27 Oct 2019 di ikuti prodi Teknik Industri, Manajemen, Akuntansi, Biomedis, Ilmu Gizi Farmasi, Elektromedis, Teknologi Hasil Pangan, Agroteknologi. Batch III,  dilaksanakan 2 – 3 November  2019 diikuti  PGSD, Pendidikan Matematika, Pendidikan Guru PAUD dan Arsitektur

Kegiatan tersebut mengambil tema Membentuk Pemimpin APIK dan Unggul berwawasan Hastha Bratha. Agar pemimpin dapat memimpin dengan mumpuni, maka dia harus dapat meneladani watak dan tugas yang tercermin dalam ajaran Hastha Brata. Hastha Brata adalah simbol alam semesta. Arti harfiahnya “delapan simbol alam”, tetapi sejatinya menyiratkankeharmonisan sistem alam semesta. Pada hakikatnya kedelapan sifat tersebut merupakan manifestasi keselarasan yang terdapat pada tata alam semesta yang diciptakan Tuhan, dan manusia harus menyelaraskan diri dengan tata alam semesta kalau ingin selamat dan terhindar dari malapetaka. Bila manusia, sebagai ciptaan Tuhan, bisa selaras dengan alamsemesta, maka selaraslah kehidupannya. Menurut Yasadipura I (1729-1803 M) dari keratonSurakarta, Hastha Brata adalah delapan prinsip kepemimpinan sosial yang meniru filosofi/sifat alam, yaitu:

  1. Mahambeg Mring Kismo (meniru sifat bumi). Seperti halnya bumi, seorang pemimpin berusaha untuk setiap saat menjadi sumber kebutuhan hidup bagi siapa pun. Dia mengerti apa yang dibutuhkan oleh rakyatnya dan memberikan kepada siapa saja tanpa pilih kasih. Meski selalu memberikan segalanya kepada rakyatnya, dia tidak menunjukkan sifat sombong/angkuh.
  2. Mahambeg Mring Warih (meniru sifat air). Seperti sifat air, mengalir dari tinggi ke tempat yang lebih rendah dan sejuk/dingin. Seorang pemimpin harus bisa menyatu dengan rakyat sehingga bisa mengetahui kebutuhan riil rakyatnya. Rakyat akan merasa sejuk, nyaman, aman, dan tentram bersama pemimpinnya. Kehadirannya selalu diharapkan oleh rakyatnya. Pemimpin dan rakyat adalah mitra kerja dalam membangun persada tercinta ini. Tanpa rakyat, tidak ada yang jadi pemimpin, tanpa rakyat yang mencintainya, tidak ada pemimpin yang mampu melakukan tugas yang diembannya sendirian.
  3. Mahambeg Mring Samirono (meniru sifat angin). Seperti halnya sifat angin, dia ada di mana saja/tak mengenal tempat dan adil kepada siapa pun. Seorang pemimpin harusberada di semua strata/lapisan masyarakatnya dan bersikap adil, tak pernah diskriminatif (membeda-bedakan).
  4. Mahambeg Mring Condro (meniru sifat bulan). Seperti sifat bulan, yang terang dansejuk. Seorang pemimpin mampu menawan hati rakyatnya dengan sikap keseharian yang tegas/jelas dan keputusannya yang tidak menimbulkan potensi konflik. Kehadiran pemimpin bagi rakyat menyejukkan, karena aura sang pemimpin memancarkan kebahagiaan dan harapan.
  5. Mahambeg Mring Suryo (meniru sifat matahari). Seperti sifat matahari yang memberisinar kehidupan yang dibutuhkan oleh seluruh jagat. Energi positif seorang pemimpin dapat memberi petunjuk/jalan/arah dan solusi atas masalah yang dihadapi rakyatnya.
  6. Mahambeg Mring Samodra (meniru sifat laut/samudra). Seperti sifat lautan, luas tak bertepi, setiap hari menampung apa saja (air dan sampah) dari segala penjuru, dan membersihkan segala kotoran yang dibuang ke pinggir pantai. Bagi yang memandang laut, yang terlihat hanya kebeningan air dan timbulkan ketenangan. Seorang pemimpin hendaknya mempunyai keluasan hati dan pandangan, dapat menampung semua aspirasi dari siapa saja, dengan penuh kesabaran, kasih sayang, dan pengertian terhadap rakyatnya.
  7. Mahambeg Mring Wukir (meniru sifat gunung). Seperti sifat gunung, yang teguh dan kokoh, seorang pemimpin harus memiliki keteguhan-kekuatan fisik dan psikis serta tidak mudah menyerah untuk membela kebenaran maupun membela rakyatnya. Tetapi juga penuh hikmah tatkala harus memberikan sanksi. Dampak yang ditimbulkan dengan cetusan kemarahan seorang pemimpin diharapkan membawa kebaikan seperti halnya efek letusan gunung berapi yang dapat menyuburkan tanah.
  8. Mahambeg Mring Dahono (meniru sifat api). Seperti sifat api, energi positif seorang pemimpin diharapkan mampu menghangatkan hati dan membakar semangat rakyatnya mengarah kepada kebaikan, memerangi kejahatan, dan memberikan perlindungan kepada rakyatnya.

Kedelapan watak dan kecakapan tersebut amat penting bagi pemimpin yang berjiwa kesatriya sebagai sarana untuk mendharmabaktikan dirinya kepada negara dan rakyat, karena dharma bakti pemimpin yang benar akan menjamin kesejahteraan dan keselamatan negara dan rakyatnya (darmaning satriya mahanani rahayuning nagara) (Fairuz, 2019)

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *